Melamar
Kerja
Menjadi
karyawan adalah tujuan sebagian besar dari mayoritas sarjana fresh graduates akan tetapi banyak
diantara kita ketika masih berstatus mahasiswa bahkan ketika sudah menjadi
sarjana tidak memiliki gambaran seperti apa dunia kerja yang akan dimasuki itu.
Disetiap
sesi diskusi saya dengan rekan-rekan pelajar, mahasiswa atau sarjana fresh graduates, menjadi karyawan adalah
pilihan pertama mereka, namun setiap kali saya ajukan pertanyaan lebih detail,
seperti mau bekerja dimana, di posisi apa, persiapan apa saja yang sudah
disiapkan, dimana saja perusahaan yang akan dilamar, apakah punya gambaran
tentang membuat surat lamaran & curriculum
vitae yang baik, apakah tahu dimana saja dapat mengakses informasi lowongan
kerja dan pertanyaan lain yang menjurus pada kesiapan mereka memasuki dunia
kerja. Jawabannya hampir sama, mereka tidak memiliki gambaran yang utuh tentang
itu, mereka hanya punya modal tekad, lalu lamar, urusan berikutnya gimana
nanti!, bukan nanti gimana?.
Didasarkan
hal itulah, penulis merasa ada baiknya jika pada bagian melamar kerja dari
sudut applicated perlu di bahas
dengan rinci jadi kita tidak akan membahas plus
minus pilihan ini, sekali lagi yang menjadi sorotan utama penulis adalah
konten aplikatif dari kebutuhan yang berkaitan dengan pilihan ini.
“Gimana cara dapat akses info
lowongan kerja?”
“Biar cepat kerja gimana ya caranya?’
“Apa saja yang harus disiapkan ?”
“Bisakah melamar posisi yang tidak
sesuai jalur pendidikan?”
“Berapa lama biasanya proses
melamar sampai bisa kerja?”
“Apa saja data penunjang lamaran?”
“Seberapa besar peluang fresh graduates untuk diterima ?”
“Gimana menghadapi interview?”
“Profesi apa saja yang bias dilamar
sarjana lulusan A, B, C, D dan lainnya?”
Itulah
segelintir pertanyaan yang sering diajukan kepada penulis dan itu pula salah
satu alasan yang melatarbelakangi tulisan ini akhirnya dibuat dalam bentuk
buku. Sebenarnya hampir semua orang sudah tahu tentang proses dalam melamar
pekerjaan namun ada saja kesalahan dan kekurangan yang dilakukan para job seeker terutama para sarjana fresh graduates. Contoh kasus, ada job seeker yang sudah dapat info tapi
habis waktu karena berkutat di permasalahan menyiapkan lamaran. Ada yang dapat
banyak info lowongan kerja tapi terpaksa hanya bisa melamar satu sampai dua
saja karena tidak tahu bagaimana mengirim lamar dalam jumlah banyak di waktu
yang relative sempit. Ada yang sudah
mendapat panggilan tapi masih bingung apakah harus datang atau tidak karena
pertimbangan jarak, ragu pada bonafitas
perusahaan yang dilamar atau alasan lain. Ada juga yang sudah diterima kerja
tapi masih saja ada keluhan karena tidak ada kesesuaian gaji, lingkungan kerja
tidak sesuai harapan, job description
yang tidak jelas dan banyak lagi gambaran yang belum dimengerti para sarjana fresh graduates.
Jika
dilihat dari perbedaan permasalahan yang dihadapi job seeker atau sarjana fresh
graduate, tentu tidak akan ada habisnya, selalu saja ada job seeker yang mengalami masalah.
Masalahnya sebenarnya itu-itu juga tapi karena orangnya berbeda, jenis
pekerjaanya yang dilamar berbeda dan perusahaan tempat melamar juga berbeda
membuat masalah tampak berbeda, untuk itulah bila dibahas hanya satu atau dua
masalah saja kurang tentu jadi ngegantung.
Inilah yang membuat penulis merasa perlu membahas kembali secara utuh tentang
tahapan dan prosedur bagi seorang job
seeker dalam melamar kerja.
Nah
tanpa panjang lebar lagi, mari kita bahas segala sesuatu yang berhubungan
dengan “petualangan” bagi para job seeker, terutama para sarjana fresh graduate.
0 comments:
Post a Comment