Pendidikan
Pascasarjana
Pada pilihan etape ini. Kurang pas rasanya bila tidak dikaitkan
dengan pilihan pertama, kedua dan ketiga. Bila anda ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pastilah butuh biaya, tenaga, waktu
dan pastinya tekad yang kuat, dengan kata lain, bila anda bukanlah tergolong
orang yang punya biaya, waktu luang yang banyak dan tekad yang kuat, maka
sebaiknya pilih sajat tiga etape sebelumnya.
Etape ini benar-benar butuh persiapan ekstra. Anda akan keluar
biaya, jarang sekali sebaliknya. Walaupun anda mendapatkan beasiswa tetap saja
anda butuh biaya, minimal biaya transport, penginapan, makan-minum, buku,
computer dan lainnya.
Pilihan ini juga termasuk pilihan langka, cermati saja di sekitar
kita. Berapa orang yang anda kenal semasa kuliah dan berapa diantaranya yang
langsung memutuskan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Cap jempol untuk yang memutuskan pilihan ini. Luar biasa.
Mampu
untuk mau Mau untuk mampu.
Mengamati empat etape yang paparkan diatas, maka akan muncul pertanyaan
“Bisakah kita mengkombinasi empat pilihan itu, dua diantaranya, tiga
diantaranya atau empat sekaligus? Jawabnya jelas bisa, tapi croshceek dulu
kemauan dan kemampuan kita, ingat ya kemauan dulu kuatkan lalu baru kemampuan.
Kan namanya juga pilihan, bebas, pilih satu dulu, dua sekaligus, embat tiga
atau kuat menjalankan empat sekaligus.
Langsung ke contoh kombinasi
Si A karyawan perusahaan
farmasi, punya talenta membuat kaligrafi. Bisa saja. Saya punya kenalan
seorang PNS yang punya talenta di bidang kesehatan, yakni
Si B bekerja di bank dihari sabtu minggu punya sampingan jadi
pangkas rambut. Kenapa engak.
Si C PNS, ingin belajar dan merintis bisnis pemancingan. Pasti
bisa.
Sisa
quota otak kita
Terdapat point pluss yang dimiliki seorang sarjana freshgraduate
yakni seorang sarjana freshgradute memiliki nolimit probabilitas future,
peluang masa depan yang tidak terbatas. Seorang freshgraduate kini berada di
titik awal karir dan perjalanan masa depannya. Sebuah masa depan yang sukses
atau tidaknya ditentukan oleh keputusan di titik nadir ini. Berbeda dengan
sarjana yang mungkin telah lama lulus, tentunya sarjana pada posisi ini telah
dibatasi oleh factor usia, pilihan profesi, kebutuhan keluarga, lingkungan
social, dan factor lain. Personal yang telah lama menyandang gelar sarjana,
memiliki keterbatasan yang menjadi pertimbangan, berbeda dengan seorang sarjana
fresh graduate yang memiliki potensi untuk mengexplorasikan diri lebih bebas
dan relative tanpa batasan.
Saya kurang sepakat bila seorang sarjana fresh graduate, berpuas hati tak kala toga sudah disematkan
dikepala, ketika ijazah S1 sudah berada ditangannya atau bahkan ketika pilihan
hidup sudah diraihnya-menjadi karyawan, berwirausaha. Titik finish seakan hanya berakhir disini.
Sudah bekerja, menjadi karyawan ya sudah, untuk apa lagi berkreatifitas. Sudah
menjadi wirausaha yang sudah, apa untungnya berkarya. Menurut saya kita semua
masih bisa mengexplorasikan diri, kita masih bisa menggali potensi-potensi
terbaik dalam diri kita dan mengupayakan tindakan terbaik untuk mewujudkan apa
yang menjadi mimpi kita.
Anda yang sudah menjadi karyawan accounting diperusahaan misalnya,
titik klimaksnya tentu bukan hanya sebatas puncak karir pribadi anda. Kita
masih bisa berkarya dengan membagikan pengetahuan akuntansi kita kepada
rekan-rekan kita yang masih membutuhkan pengetahuan akuntansi yang terkait
langsung dengan dunia kerja.
Manfaatkan sisa quota di kepala kita bukan sebaliknya quota sisa
di otak kita.
Fase
Dimana posisi kamu saat ini?, pelajar, mahasiswa, mahasiswa
tingkat akhir, baru wisuda atau sudah bekerja. Bila posisi kamu masih pelajar,
mahasiswa, mahasiswa tingkat akhir!...............sungguh beruntung, kamu punya
banyak waktu untuk mengexplore diri. Belajar banyak tentang banyak hal.
Menguasai banyak bidang. Mempelajari banyak wawasan.
Kalau kamu bercita-cita jadi dokter, sementara posisi kamu ada
pada posisi pelajar, kamu punya waktu yang terbentang panjang dan luas.
Persiapkan dan bekali diri dengan ilmu dan wawasan yang akan mengarahkan kamu
meraih cita-cita kamu. Bagaimana menjadi dokter kalau kamu tidak berusaha
mencari tahu apa saja yang harus kamu persiapkan untuk bisa lulus di fakultas
kedokteran.
Kamu mahasiswa, sudah membulatkan tekad kalau lulus kuliah ingin
bekerja, bagus!, persiapkan diri. Cari apa saja keahlian yang bisa menjadi
penunjang dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikan yang kamu
pilih, ikuti kursus, pelatihan, training atau apapun itu yang kira-kira bisa
menjadi nilai tambah nanti saat kamu mencari pekerjaan. Bila berorganisasi kamu
rasa juga akan menjadi nilai tambah, ikutlah organisasi.
Kamu pelajar atau mahasiswa yang tidak berkeinginan untuk menjadi
pekerja tapi berniat wirausaha saja. Bukan masalah!, tak perlu berhenti
menuntut ilmu, perlu saya tekankan terkadang ilmu juga bisa menjadi penunjang
dalam pilihan usaha kamu.
kalaupun harus tidak juga bisa disalahkan.
Ambilah Selembar Kertas tuliskan tujuan kamu berikutnya, goreskan apa saja tindakan yang akan kamu ambil untuk mewujudkannya.
Hakikatnya, saya menulis buku ini bukanlah semata saya
ikhtisarkan untuk memotivasi dengan rangkaian kalimat-kalimat teoritis, namun
lebih jauh lagi saya dan rekan-rekan yang membantu penyusunan buku ini juga
berupaya menciptakan dan mengedepankan suatu konsep keilmuan yang memiliki
unsur inovatif, aplikatif dan knowledge oriented. Akhir kata saya sangat
berharap penyusunan buku ini dan juga penyusunan training yang menjadi tindak
lanjut dari buku ini akan menciptakan suatu sirkulasi manfaat bagi semua orang.
Tidak stagnan di satu titik, namun berkelanjutan dan berkembang.
0 comments:
Post a Comment